Minggu, 17 Mei 2015

KASUS PERKEMBANGAN PENDUDUK

KASUS PERKEMBANGAN PENDUDUK



Judul:
Dampak Pertumbuhan Penduduk di Ibu kota
            Indonesia merupakan salah satu negara terpadat di dunia yang mempunyai penduduk yang sangat banyak. Kepadatan penduduk semakin meningkat di beberapa kota besar negara Indonesia terutama di ibukota negara Indonesia yaitu jakarta yang memang adalah kota terpadat di Indonesia. Jakarta merupakan ibu kota indonesia  yang banyak menarik pendatang dari dalam negeri maupun luar negeri. Jakarta pun merupakan pusat pemerintahan, pusat bisnis dan keuangan. Tak heran jika kota ini terpadat karena banyaknya transmigran yang bertransmigrasi ke kota ini. Banyak suku-suku yang mendiami kota ini antara lain : Jawa, Sunda, Minang, Batak dan Bugis. 
            Semakin bertambahnya pendatang maka kepadatan penduduk pun semakin meningkat, kepadatan penduduk jelas menjadi inti masalah dari keadaan penduduk yang menjadi masalah sosial di kota-kota besar, berikut beberapa masalah yang timbul akibat kepadatan penduduk yang tidak terkendali oleh pemerintah : 
1.        Sifat konsumtif
2.        Kekumuhan kota
3.        Kemacetan Lalu lintas
4.        Kriminalitas tinggi
5.        Struktur kota berantakan
6.        Banjir
7.        Terjadinya kemerosotan kota
8.        Pengembangan industri yang menghasilkan limbah
9.        Pelebaran kota dengan tata yang tidak baik
10.    Melonjaknya sektor informal 
       Terapat beberapa penyebab dari pertumbuhan penduduk di Jakarta. Berikut merupakan beberapa faktor yang menyebabkan tingginya pertumbuhan penduduk di Jakarta.
  1. Pertama, urbanisasi. Hal utama penyebab urbanisasi adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang ada di desa. Hal ini menyebabkan orang-orang desa pergi kota untuk mengadu nasib dan berharap bisa mengais rejeki dari kehidupan kota
  2. Kedua, pelajar yang mengambil 'study' tingkat lanjut. Mayoritas daerah masih belum memiliki perguruan tinggi dengan kualitas standar. Jadi para lulusan SMA berbondong-bondong untuk datang ke kota untuk melanjutkan study-nya. Nah, pelajar inipun ketika sudah lulus dan merasa hidup di kota lebih menjamin kemakmuran dirinya maka mereka pun akan memilih untuk hidup di kota. Karena kesempatan untuk bekerja lebih banyak kota dari pada di desa.
  3. Ketiga, adalah pertumbuhan penduduk dari selisih kelahiran dan kematian penduduk kota itu sendiri. Jika jumlah rata-rata kelahiran setiap harinya lebih banyak dari pada kematian, maka jumlah penduduk di kota ini pun akan terus bertambah.
  4. Keempat dan yang terpenting, menurunnya minat masyarakat terhadap KB. Mungkin hal ini sepele, namun ternyata program KB ini mampun menekan laju pertumbuhan penduduk di jakarta secara signifikan 0,17 %. Dan pada tahun 2000-2010, laju pertumbuhan penduduk di Provinsi D.K.I Jakarta mencapai 1,40 % per tahun. Bayangkan berapa kali lipat pertumbuhan penduduk di Jakarta hanya karena menurunnya minat KB di masyarakat.
            Pertumbuhan penduduk di kota besar menimbukkan dampak yang tidak kecil. Banuak dampak negatif yang ditimbulkan dari pertumbuhan penduduk di kota besar. Jumlah penduduk di Indonesia khususnya di kota-kota besar terus mengalami peningkatan. Namun hal yang patut kita sadari bahwa tidak ada perluasan wilayah. Hal ini berarti bahwa tanah hijau di kota-kota besar sedikit demi sedikit akan tergerus oleh pemukiman warga, perkantoran, tempat tempat niaga, dan industri. Berikut merupakan dampak dari tingginya pertumbuhan penduduk.


1. Pemukiman (Terbentuknya pemukiman kumuh)
     Ini merupakan masalah paling utama yang dihadapi jika terjadi peledakan pertumbuhan            penduduk. Pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Maka dari itu,             manusia harus memenuhi kebutuhan ini sebelum melirik ke kebutuhan-kebutuhan lainnya.
     Bagi orang yang mampu, mereka bisa membeli tempat tinggal di tempat-tempat yang layak      (apartemen, atau perumahan). Namun bagi mereka yang kurang beruntung secara ekonomi,   mereka harus rela mendirikan rumah di tanah yang teramat sempit. Inilah pemicu      terbentuknya pemukiman kumuh di kota-kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi.
     Bahkan bagi mereka yang lebih tidak beruntung lagi, mereka akan memilih untuk mendirikan   gubuk-gubuk di pinggiran sungai, di pinggir rel kereta api, atau bahkan di kolom jembatan. Itu semua bukanlah hal yang aneh jika kita menganalisa kondisi kota yang padat penduduk.
2. Sampah dan Limbah Pabrik
     Sampah tersebut ternyata tidak hanya dihasilkan warga, menurut artikel yang diterbitkan          kompas tumpukan sampat tersebut berasal dari sampah rumah tangga sebanyak 53 persen,       sedangkan sisanya 47 persen dari sampah industri.
3. Ketersediaan Air Bersih
     Disadari ataupun tidak, air bersih merupakan kebutuhan penduduk yang mau tidak mau           harus di penuhi. Air bersih biasanya dimanfaatkan untuk warga untuk memasak, mandi cuci            pakaian, dan sebagainya. Berdasarkan artikel yang di muat di situs investor, bahwa dengan    penduduk yang berjumlah sekitar 9,6 juta jiwa kebutuhan air bersih di Jakarta           diperkirakan 29,6m3/detik.
4. Masalah Banjir
     Banjir sudah menjadi suatu hal yang rutin dialami oleh kota-kota besar. Banyak sekali faktor    yang menyebabkan banjir ini terjadi. Beberapa diantaranya adalah berkurangnya daerah            resapan air yang berubah menjadi perumahan atau kawasan niaga, rumah-rumah di pinggiran   sungai yang membuat lebar sungai menjadi semakin menyempit, dan juga masalah sampah            yang dibuang di sungai sehingga membuat kedalaman sungai menjadi berkurang.
     Menurut artikel yang diterbitkan oleh 
tempo, pada tahun 2013 saja rata-rata sampah yang         dibuang di sungai Jakarta sebanyak 180-200 ton sampah. Itupun ketika masih musim kemarau. Sedangkan di musim penghujan total volume sampah di seluruh sungai di Jakarta   setiap harinya mencapai 240-280 ton per hari.
5. Polusi Udara
     Salah satu permasalahan yang harus diderita oleh kawasan padat penduduk adalah polusi         udara. Tingginya tingkat pencemaran udara yang disebabkan meningkatnya jumlah populasi kendaraan bermotor yang menjadikan ancaman bagi warga Jakarta rentan terkena berbagai             penyakit, seperti paru-paru, kanker, dan penyakit Infeksi saluran pernafasan atas.

Upaya Mengatasi Permasalahan Tersebut
1. Pemerataan Penduduk Dan Pemerataan Sektor Ekonomi
     Program transmigrasi sebenarnya merupakan hal yang solutif juga. Hal ini bisa sedikit             mengurangi kepadatan penduduk yang ada di pulau jawa.
2. Ketegasan Pemerintah Terhadap Usia Minimum Pernikahan
3. Standarisasi Fasilitas Pendidikan Dan Fasilitas Publik
     Hal yang pertama harus dibangun dalam struktur bangunan seperti rumah adalah pondasi.        Sama halnya dengan membangun sebuah negara yang kuat, kita juga harus memberi pondasi      yang kuat di seluruh sisinya. Pondasi tersebut adalah pendidikan untuk warganya. Apakah          sebuah bangunan akan kuat ketika pondasi yang kuat harus berada di semua sisi dan tidak      hanya di  satu pulau. Kemudian pertisipasi masyarakat terhadap upaya mengurangi kepadatan            penduduk juga terkadang terhambat dengan fasilitas yang diberikan. Fasilitas yang diberikan         harus disertai juga dengan pemberian sosialisasi agar masyarakat faham menggunakan       fasilitas tersebut.
4. Sosialisasi KB Khususnya Untuk Pria
Sosialisasi KB ini akan lebih efektif ketika pemerintah khususnya BKKBN bekerjasama           dengan komunitas-komunitas yang ada di setiap daerah. Misalkan sosialisasi dengan    masuk ke komunitas pengajian yang ada di desa-desa, atau ibu-ibu PKK, komunitas arisan,     atau di             dalam perkumpulan-perkumpulan lainnya.

Sumber:

http://www.b-duu.com/2014/05/permasalahan-lingkungan-di-kota-padat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar