KASUS PERKEMBANGAN PENDUDUK
Judul:
Dampak
Pertumbuhan Penduduk di Ibu kota
Indonesia merupakan salah satu
negara terpadat di dunia yang mempunyai penduduk yang sangat
banyak. Kepadatan penduduk semakin meningkat di beberapa kota besar negara
Indonesia terutama di ibukota negara Indonesia yaitu jakarta yang memang
adalah kota terpadat di Indonesia. Jakarta merupakan ibu kota indonesia
yang banyak menarik pendatang dari dalam negeri maupun luar negeri.
Jakarta pun merupakan pusat pemerintahan, pusat bisnis dan keuangan. Tak heran
jika kota ini terpadat karena banyaknya transmigran yang bertransmigrasi ke
kota ini. Banyak suku-suku yang mendiami kota ini antara lain : Jawa, Sunda,
Minang, Batak dan Bugis.
Semakin bertambahnya pendatang maka kepadatan
penduduk pun semakin meningkat, kepadatan penduduk jelas menjadi inti masalah
dari keadaan penduduk yang menjadi masalah sosial di kota-kota besar, berikut
beberapa masalah yang timbul akibat kepadatan penduduk yang tidak terkendali
oleh pemerintah :
1.
Sifat konsumtif
2.
Kekumuhan kota
3.
Kemacetan Lalu lintas
4.
Kriminalitas tinggi
5.
Struktur kota berantakan
6.
Banjir
7.
Terjadinya kemerosotan kota
8.
Pengembangan industri yang menghasilkan limbah
9.
Pelebaran kota dengan tata yang tidak baik
10.
Melonjaknya sektor informal
Terapat beberapa penyebab dari
pertumbuhan penduduk di Jakarta. Berikut merupakan beberapa faktor yang
menyebabkan tingginya pertumbuhan penduduk di Jakarta.
- Pertama, urbanisasi. Hal utama
penyebab urbanisasi adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang ada di desa.
Hal ini menyebabkan orang-orang desa pergi kota untuk mengadu nasib dan
berharap bisa mengais rejeki dari kehidupan kota
- Kedua, pelajar yang mengambil 'study' tingkat lanjut. Mayoritas daerah masih
belum memiliki perguruan tinggi dengan kualitas standar. Jadi para lulusan
SMA berbondong-bondong untuk datang ke kota untuk melanjutkan study-nya.
Nah, pelajar inipun ketika sudah lulus dan merasa hidup di kota lebih
menjamin kemakmuran dirinya maka mereka pun akan memilih untuk hidup di
kota. Karena kesempatan untuk bekerja lebih banyak kota dari pada di desa.
- Ketiga, adalah pertumbuhan penduduk
dari selisih kelahiran dan kematian penduduk kota itu sendiri. Jika jumlah
rata-rata kelahiran setiap harinya lebih banyak dari pada kematian, maka
jumlah penduduk di kota ini pun akan terus bertambah.
- Keempat dan yang
terpenting, menurunnya minat masyarakat terhadap KB. Mungkin hal ini
sepele, namun ternyata program KB ini mampun menekan laju pertumbuhan
penduduk di jakarta secara signifikan 0,17 %. Dan pada tahun 2000-2010,
laju pertumbuhan penduduk di Provinsi D.K.I Jakarta mencapai 1,40 % per
tahun. Bayangkan berapa kali lipat pertumbuhan penduduk di Jakarta hanya
karena menurunnya minat KB di masyarakat.
Pertumbuhan penduduk di kota besar
menimbukkan dampak yang tidak kecil. Banuak dampak negatif yang ditimbulkan
dari pertumbuhan penduduk di kota besar. Jumlah penduduk di Indonesia khususnya
di kota-kota besar terus mengalami peningkatan. Namun hal yang patut kita
sadari bahwa tidak ada perluasan wilayah. Hal ini berarti bahwa tanah hijau di
kota-kota besar sedikit demi sedikit akan tergerus oleh pemukiman warga,
perkantoran, tempat tempat niaga, dan industri. Berikut merupakan dampak dari tingginya
pertumbuhan penduduk.
1. Pemukiman
(Terbentuknya pemukiman kumuh)
Ini merupakan masalah paling utama yang dihadapi jika terjadi
peledakan pertumbuhan penduduk.
Pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Maka dari itu, manusia harus memenuhi kebutuhan ini
sebelum melirik ke kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Bagi orang yang mampu, mereka bisa membeli tempat tinggal di tempat-tempat yang layak (apartemen, atau perumahan). Namun bagi mereka yang kurang beruntung secara ekonomi, mereka harus rela mendirikan rumah di tanah yang teramat sempit. Inilah pemicu terbentuknya pemukiman kumuh di kota-kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi.
Bahkan bagi mereka yang lebih tidak beruntung lagi, mereka akan memilih untuk mendirikan gubuk-gubuk di pinggiran sungai, di pinggir rel kereta api, atau bahkan di kolom jembatan. Itu semua bukanlah hal yang aneh jika kita menganalisa kondisi kota yang padat penduduk.
Bagi orang yang mampu, mereka bisa membeli tempat tinggal di tempat-tempat yang layak (apartemen, atau perumahan). Namun bagi mereka yang kurang beruntung secara ekonomi, mereka harus rela mendirikan rumah di tanah yang teramat sempit. Inilah pemicu terbentuknya pemukiman kumuh di kota-kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi.
Bahkan bagi mereka yang lebih tidak beruntung lagi, mereka akan memilih untuk mendirikan gubuk-gubuk di pinggiran sungai, di pinggir rel kereta api, atau bahkan di kolom jembatan. Itu semua bukanlah hal yang aneh jika kita menganalisa kondisi kota yang padat penduduk.
2. Sampah dan
Limbah Pabrik
Sampah tersebut ternyata tidak hanya dihasilkan warga, menurut
artikel yang diterbitkan kompas
tumpukan sampat tersebut berasal dari sampah rumah tangga sebanyak 53 persen, sedangkan sisanya 47 persen dari sampah
industri.
3. Ketersediaan
Air Bersih
Disadari ataupun tidak, air bersih merupakan kebutuhan penduduk
yang mau tidak mau harus di
penuhi. Air bersih biasanya dimanfaatkan untuk warga untuk memasak, mandi cuci pakaian, dan sebagainya. Berdasarkan
artikel yang di muat di situs investor, bahwa dengan penduduk yang berjumlah sekitar 9,6 juta jiwa
kebutuhan air bersih di Jakarta diperkirakan 29,6m3/detik.
4. Masalah Banjir
4. Masalah Banjir
Banjir sudah menjadi suatu hal yang rutin dialami oleh kota-kota
besar. Banyak sekali faktor yang
menyebabkan banjir ini terjadi. Beberapa diantaranya adalah berkurangnya daerah
resapan air yang berubah
menjadi perumahan atau kawasan niaga, rumah-rumah di pinggiran sungai yang membuat lebar sungai menjadi
semakin menyempit, dan juga masalah sampah yang
dibuang di sungai sehingga membuat kedalaman sungai menjadi berkurang.
Menurut artikel yang diterbitkan oleh tempo, pada tahun 2013 saja rata-rata sampah yang dibuang di sungai Jakarta sebanyak 180-200 ton sampah. Itupun ketika masih musim kemarau. Sedangkan di musim penghujan total volume sampah di seluruh sungai di Jakarta setiap harinya mencapai 240-280 ton per hari.
Menurut artikel yang diterbitkan oleh tempo, pada tahun 2013 saja rata-rata sampah yang dibuang di sungai Jakarta sebanyak 180-200 ton sampah. Itupun ketika masih musim kemarau. Sedangkan di musim penghujan total volume sampah di seluruh sungai di Jakarta setiap harinya mencapai 240-280 ton per hari.
5. Polusi Udara
Salah satu permasalahan yang harus diderita oleh
kawasan padat penduduk adalah polusi udara. Tingginya
tingkat pencemaran udara yang disebabkan meningkatnya jumlah populasi kendaraan bermotor yang menjadikan ancaman bagi
warga Jakarta rentan terkena berbagai penyakit,
seperti paru-paru, kanker, dan penyakit Infeksi saluran pernafasan atas.
Upaya Mengatasi
Permasalahan Tersebut
1. Pemerataan
Penduduk Dan Pemerataan Sektor Ekonomi
Program transmigrasi sebenarnya
merupakan hal yang solutif juga. Hal ini bisa sedikit mengurangi kepadatan penduduk yang ada di pulau jawa.
2. Ketegasan
Pemerintah Terhadap Usia Minimum Pernikahan
3. Standarisasi
Fasilitas Pendidikan Dan Fasilitas Publik
Hal yang pertama harus dibangun dalam struktur bangunan seperti
rumah adalah pondasi. Sama halnya
dengan membangun sebuah negara yang kuat, kita juga harus memberi pondasi yang kuat di seluruh sisinya. Pondasi
tersebut adalah pendidikan untuk warganya. Apakah sebuah bangunan akan kuat ketika pondasi yang kuat harus
berada di semua sisi dan tidak hanya
di satu pulau. Kemudian pertisipasi
masyarakat terhadap upaya mengurangi kepadatan penduduk
juga terkadang terhambat dengan fasilitas yang diberikan. Fasilitas yang
diberikan harus disertai juga
dengan pemberian sosialisasi agar masyarakat faham menggunakan fasilitas tersebut.
4. Sosialisasi
KB Khususnya Untuk Pria
Sosialisasi KB ini akan lebih efektif ketika pemerintah
khususnya BKKBN bekerjasama dengan
komunitas-komunitas yang ada di setiap daerah. Misalkan sosialisasi dengan masuk ke
komunitas pengajian yang ada di desa-desa, atau ibu-ibu PKK, komunitas arisan, atau di dalam
perkumpulan-perkumpulan lainnya.
Sumber:
http://www.b-duu.com/2014/05/permasalahan-lingkungan-di-kota-padat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar