Jumat, 08 Mei 2015

Perkembangan Penduduk

Hubungan Antara Perkembangan Penduduk dan Ketersediaan Pangan
Dalam  publikasi  terbaru  yang  diterbitkan  oleh  Food  and  Agriculture
Organization (FAO) PBB mengenai “indeks harga makanan”, indeks yang mengukur
perubahan  harga  sekeranjang  komoditas  pangan  dunia  secara  bulanan,  secara  jelas
menunjukkan  bahwa  harga  komoditas  tersebut  mengalami  kenaikan  terus-menerus
dalam beberapa tahun terakhir di berbagai belahan dunia.
Harga  pangan  dianggap  sebagai  “tsunami  bisu”  yang  akan  mempengaruhi
kehidupan  jutaan  orang,  karena  tampaknya  era  makanan  murah  telah  berakhir  dan
beban  dari  harga-harga  baru  ini  akan  semakin  membuat  dunia  “tenggelam”  seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia.
Meningkatnya harga pangan ini secara nyata bertepatan dengan meningkatnya
kekhawatiran mengenai ketersediaan pangan dunia pada indeks harga berapa pun. Hal
ini  mengkhawatirkan  terutama  bagi  negara-negara  berkembang  di  mana  sejumlah
lapisan  masyarakat  yang  paling  rentan  semakin  dihadapkan  pada  ketidakpastian
apakah mereka mampu memperoleh makanan berikutnya atau tidak.
Beberapa  faktor  berkontribusi  terhadap  kenaikan  harga  pangan  saat  ini.
Kenaikan  jumlah  populasi  dunia  secara  keseluruhan  mengindikasikan  akan
bertambahnya jumlah individu yang harus diberi makan, kenaikan permintaan jumlah
makanan dan kualitas makanan yang lebih baik dari negara-negara seperti India atau
China.
Meningkatnya  kekhawatiran  terhadap  harga  pangan  dan  bagaimana  hal  ini
berdampak pada tingkat kemiskinan dan pembangunan, terbukti oleh kerusuhan dan
revolusi  yang  terjadi  di  Timur  Tengah.  Harga  pangan  merupakan  pendorong
terjadinya  kerusuhan  sosial  yang  menyebar  di  Tunisia  dan  selanjutnya  berkembang
menjadi  isu  di  beberapa  negara  lain.  Tingginya  harga  pangan  menyebabkan  jutaan
orang  jatuh  ke  jurang  kemiskinan,  mengakibatkan  kerusuhan,  ketidakstabilan
ekonomi  dan  meruntuhkan  kekuasaan  pemerintah  di  negara-negara  berkembang
tersebut.
Krisis  pangan  yang  sedang  terjadi  mengingatkan  kita  bahwa  isu  ketahanan
pangan  adalah  isu  permasalahan  sosial  dan  merupakan  permasalahan  ekonomi.
Dalam  kasus  Indonesia,  kebijakan  di  bidang  pertanian  saat  ini  telah  menghasilkan
beberapa  poin  yang  beralasan  mengenai  swasembada  beberapa  pangan  utama,
mengembangkan  diversifikasi  pangan,  meningkatkan  kapasitas  dan  efisiensi  yang
produktif,  dan  kebijakan-kebijakan  ini  juga  telah  mampu  meningkatkan  standar
kehidupan bagi sejumlah penduduk.
Negara seperti Indonesia telah membuat perkembangan yang signifikan dalam
usaha mengurangi kemiskinan sejak krisis finansial Asia di tahun 1998, dan dengan
pengembangan  produktivitas  di  bidang  pertanian,  Indonesia  telah  memperoleh
predikat sebagai salah satu negara yang mengalami perkembangan di sektor pertanian
tercepat.
Pesatnya  pertumbuhan  penduduk  menuntut  pemenuhan  pangan  yang  sangat
besar. US Census Bureau mencatat kebutuhan pangan biji-bijian (beras dan jagung)
di Asia akan meningkat pesat dari 344 juta ton than 1997 menjadi 557 juta ton tahun
2020.  Persoalan  krisis  pangan  dunia  yang  ditandai  kelangkaan  pangan  dan
melonjaknya  harga  pangan  di  pasar  internasional  tahun  2008.  Salah  satunya
disebabkan karena membumbungya permintaan pangan oleh kekuatan ekonomi baru
Cina dan India dengan penduduk masing-masing 1 miliar jiwa.
Hubungan Perkembangan Penduduk dan Ketersediaan Pangan di Indonesia
Tingkat  pertambahan  penduduk dihitung  berdasarkan  persentase  kenaikan
relative atau persentase penurunan relative dari jumlah penduduk neto per tahun yang
bersumber  dari pertambahan  alami dan  migrasi  internasional. Pertambahan  alami
adalah  selisih  antara  jumlah  kelahiran  dengan  jumlah  kematian  di  suatu  Negara
(selisih antara fertilitas dengan mortalitas). Migrasi internasional neto adalah selisih
antara  jumlah  penduduk  yang  beremigrasi  dengan  yang  berimigrasi.  Laju
pertumbuhan  penduduk  Negara  dunnia  ketiga  hamper  sepenuhnya  dihitung
berdasarkan  angka  pertambahan  alami.Total  tingkat  fertilitas atau total  fertility
rate adalah  rata-rata  jumlah  anak  yang  akan  dimiliki  seorang  wanita  dengan
mengasumsikan bahwa tingkat kelahiran saat ini tetap konstan selama masa produktif
wanita tersebut.
Penyebab utama perbedaan laju pertumbuhan penduduk antara Negara-negara
maju  dan  Negara-negara  berkembang  bertumpu  pada  perbedaan  tingkat  kelahiran.
Kesenjangan tingkat kematian antara Negara-negara maju dan berkembang semakin
lama  semakin  kecil.  Penyebab  utamanya  adalah  membaiknya  kondisi  kesehatan  di
seluruh  Negara-negara  dunia  ketiga.  Bagi  kebanyakan  Negara  berkembang,  tingkat
kematian  bayi  telah  mengalami  penurunan  besar  selama  beberapa  decade  terakhir
sehingga harapan hidup menjadi lebih lama
Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun selalu berta mbah. Perubahan jumlah
penduduk ini disebut sebaagi pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk adalah
bertambah  atau  berkurangnya  jumlah  penduduk  di  suatu  daerah  atau  negara  dalam
kurun waktu tertentu.Tingkat  pertumbuhan penduduk di negara kita masih termasuk
tinggi.  Pertumbuhan penduduk di suatu daerah/negara disebabkan oleh faktor-faktor
demografi
1. Angka kelahiran, fertilitas, natalitas/birth rate
2. Angka kematian, mortalitas/death rate.
3. Migrasi masuk (imigrasi) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan
4. Migrasi keluar yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal
No  Nama Negara  Jumlah Penduduk
1  RRT  1.306.313.812 jiwa
2  India  1.103.600.000 jiwa
3  Amerika Serikat  298.186.698 jiwa
4  Indonesia  241.973.879 jiwa
Sebuah  fakta  yang  mengejutkan,  hasil  Sensus  Penduduk  Indonesia  2010
ternyata  mencapai  angka  241,9  juta  jiwa.  Tingkat  pertumbuhannya  pun  yang
menyentuh angka 1,49 persen per tahun ternyata meleset dari perkiraan sebelumnya.
Angka  ini  memang  sebuah  statistik,  tetapi  bukan  sekedar  statistik  karena  memiliki
makna penting dan implikasi yang serius. Makna penting dari angka ini adalah 241,9
juta  jiwa  penduduk  Indonesia  jangan  sampai  menjadi  beban  tetapi  harus  menjadi
modal pembangunan. Penduduk Indonesia harus memperoleh pendidikan agar cerdas,
kreatif dan inovatif. Selain itumereka harus pula memperoleh pangan dan asupan gizi
yang  cukup agar sehat,  serta memperoleh pencerahan agama dan budaya agar jujur
dan amanah serta menjunjung nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Statistik  ini  pun  memiliki  implikasi  yang  serius  terhadap  sumberdaya  alam
dan  lingkungan,  mulai  dari  soal  penyediaan  pangan,  energi,  alokasi  lahan
permukiman hingga meningkatnya degradasi sumber daya alam dan lingkungan.
Jumlah  penduduk  sebesar  241,9  juta  jiwa  telah  menempatkan  Indonesia
sebagai  negara  keempat  terbanyak  jumlah  penduduknya  setelah  Cina,  India,  dan
Amerika  Serikat.  Indonesia  menghadapi  berbagai  masalah  kependudukan  seperti
ketidakmerataan  persebarannya,  piramida  penduduk  yang  melebar,  dan  Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang masih sangat rendah. Persoalan ketidakmerataan
penyebaran penduduk cukup serius. Sebagian besar penduduk terkonsentrasi di pulau
Jawa  (57,49  persen)  sementara  luas  lahannya  hanya  7  persen  dari  luas  Indonesia.
Amat berbeda dengan penduduk luar Jawa khususnya di Indonesia Timur yang relatif
jarang  penduduknya  dan  mendiami  lahan  yang  luas.  Dampak  lanjutannya  adalah
terkait  masalah  ekonomi  yakni  ketimpangan  antar-wilayah,  antar-sektor  dan
kemiskinan.  Ketimpangan  distribusi:  Jawa  dan  luar  Jawa,  kota  dan  perdesaan  serta
ketimpangan  pertumbuhan  antara  kota-kota  metropolitan  dan  kota  menengah  kecil memiliki implikasi yang luas terhadap penyediaan infrastruktur, perumahan, fasilitas
sosial-ekonomi,  dan  khususnya  terkait  dengan  penyediaan  pangan,  kecukupan
pemenuhan kebutuhan energi, dan kerusakan lingkungan hidup.
No  Perkiraan penduduk dunia  Tahun
1  200 juta  1992
2  500 juta  1998
3  650 juta  2004
4  1 milyar  2010
Masalah  jumlah  penduduk  yang  besar  ini  tak  hanya  sekedar  persoalan
ekonomi, sosial dan lingkungan melainkan juga terkait dengan persoalan politik dan
idiologis.  Secara  politik  jumlah  penduduk  yang  tinggi  tanpa  adanya  langkah
penanganan dan antisipasi yang serius khususnya yang terkait dengan pangan, energi,
lingkungan,  pendidikan,  kesehatan,  dan  lapangan  pekerjaan  akan  berimplikasi  pada
ancaman  kedaulatan  bangsa  dan  ketahanan  nasional.  Krisis  politik  yang  dibarengi
krisis ekonomi, ancaman kelaparan akibat kekurangan pangan & pasokan energi serta
lingkungan hidup berpotensi menghancurkan eksistensi sebuah Negara.
Besarnya  jumlah  penduduk  terkait  langsung  dengan  jumlah  penyediaan
pangan, pertumbuhan penduduk yang sangat pesat menuntut pemenuhan pangan yang
sangat  besar  pula.  Dibutuhkan  sedikitnya  130kg  beras  untuk  setiap  orang  per
tahunnya.  Belum  maksimalnya  penyediaan  pangan  yang  ditandai  dengan  besarnya
impor  kebutuhan  pangan  saat  ini,  menjadi  pertanda  yang  serius  bagi  kita  agar
memiliki perhatian pada persoalam penyediaan pangan di negara tercinta ini.
Indonesia  sebagai  negara  agraris  dengan  jumlah  penduduk  terbesar  ke-4  di
dunia dan memliki lahan pertanian yang sangat luas. Departemen Pertanian mencatat
Indonesia  memiliki  kurang  lebih  30  juta  hektar  lahan  pertanian.  Selain  itu,  Badan
Meteorologi,  Klimatologi,  dan  Geofisika  juga  mencatat  curah  hujan  di  Indonesia
sangat tinggi dengan rata-rata 2.000-3.000 milimeter per tahun yang mengakibatkan
ketersediaan air yang sangat melimpah. Dengan demikian Indonesia memiliki potensi
besar untuk menjadi negara  yang terdepan dalam dunia pertanian. Banyak hal yang
akan menunjang kemajuan bidang pertanian antara lain benih yang berkualitas, nutrisi
tanaman dan pestisida. Dengan tersedianya nutrisi tanaman yang mencukupi dengan
kualitas  yang  baik  akan  memberikan  dampak  yang  besar  bagi  para  pelaku  bidang
pertanian,  yang nantinya kita semua akan merasakan manfaatnya. Pada tahun 1960,
kita  semua  mulai  mengenal  Revolusi  Hijau  yang  dipelopori  oleh  Ford  dan Rockefeller Foundation dengan ditemukannya teknologi pupuk Nitrogen, Phosporus,
dan  Kalium  yang  memungkinkan  membantu  perkembangan  pertanian.  Namun  40
tahun setelah Revolusi Hijau, dunia mulai mencari alternatif lain dibidang pupuk atau
nutrisi tanaman yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Angka  241,9  juta  jiwa  penduduk  Indonesia,  bukanlah  sekadar  pertambahan
jumlah  penduduk  yang  cukup  dipandang  sebelah  mata.  Angka  241,9  juta  jiwa  bisa
berubah  jadi  bencana  yang  “mengerikan”  apabila  kita  tak  pernah  memikirkannya
secara  serius.  Bila  kita  tak  mampu  menyediakan  pangan  yang  cukup,  maka  angka
241,9  juta  jiwa  akan  melahirkan  bencana  kelaparan  masal.  Demikian  pula  jika  kita
tak  mampu  menyediakan  energi  yang  cukup  karena  sumber  energi  yang  makin
menipis  dan  kita  tak  mampu  mengembangkan  sumber  energi  terbarukan  maka
ancaman  kekurangan  listrik,  kekurangan  pupuk  akibat  tak  adanya  pasokan  gas,
hingga macetnya seluruh transportasi publik (darat, laut dan udara) akibat mahalnya
bahan bakar akan menghadang di depan mata. Bila Negara tak mampu menyediakan
infrastruktur kesehatan yang memadai untuk 241,9 juta jiwa rakyat Indonesia, maka
ancaman berbagai penyakit medis akan siap menyerang rakyat. Juga, bila pemerintah
tidak  mampu  menyediakan  infrastruktur  pendidikan  yang  memadai  maka  kualitas
sumberdaya  manusia  akan  rendah  dan  tidak  dapat  diharapkan  untuk  mampu
membangun bangsa Indonesia.
Angka  241,9  juta  jiwa  juga  mengharuskan  Negara  menjaga  kelestarian  dan
daya  dukung  lingkungan  dari  tindakan  destruktif  manusia  yang  tak
bertanggungjawab.  Jika  tidak  maka  rakyat  Indonesia  akan  menghadapi  bencana
ekologis yang dahsyat mulai dari banjir, tsunami, tanah longsor, angin topan hingga

ketidakseimbangan iklim akibat hancurnya ekosistem dan biosfir

Sumber:
etidakseimbangan iklim akibat hancurnya ekosistem dan biosfir
http://bataviase.co.id/node/769846
http://www.ciptaindonesiaindah.com/tentang-kamiKetahanan Pangan Terancam
http://gembelzblog.blogspot.com/2011/01/pertumbuhan-penduduk-dunia.html
http://c-tinemu.blogspot.com/2011/06/mengatasi-krisis-pangan.html

http://akuinginhijau.org/2011/08/14/ketahanan-pangan-terancam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar