MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
11.
HAKIKAT
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
Budaya berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah
yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal
diaertikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam terminologi ,budaya merupakan sistem yang
memiliki kesesuaian.Menurut E.B taylor(1987).Kebudayaan meliputi :
pengetahuan,kepercayaan,seni,moral,hukum ,adat istiadat,pembawaan lain yang
diperoleh dari anggota masyarakat yang terbentuk dari anggota masyrakat yang
terbentuk dari pemahaman suatu bangsa.
Budaya merupakan bagian yan tak terpisahkan dalam
kehidupan manusia.Budaya
dapat diartikan sebagai pikiran atau akal budi.Manusia sebagai makhluk budaya
artinya adalah makhluk yang memiliki akal budi atau pikiran yang digunakan
untuk memperhitungkan segala perbuatan yang dilakukannya dan sebagai dasar atas
segala tindakan yang dilakukan. Dengan
dasar itulah manusia menjadi makhluk
yang paling tinggi derajatnya, karena manusia diciptakan tuhan dengan diberi akal.
Manusia dalam sudut
terminologi ,manusia dapat dilihat dari berbagai macam bidang ilmu seperti
biologi .Dalam biologi manusia diartikan sebagai spesies primata dari golongan
mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.Didalam bidang antropologi
kebudayaan,manusia lebih ditekankan terutama dalam bidang konsep penciptaan dan
penggunaan serta perkembangan teknologi.
Isi dari kepribadian manusia
terdiri dari
1) Pengetahuan
2) Perasaan
3) Dorongan Naluri.
Ø Pengetahuan artinya
gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang
belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang
mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang
bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Selain itu pengetahuan adalah segala sesuatu yang
mengisi akal dan jiwa seseorang yang sadar, secara nyata terkandung di dalam
otak manusia melalui penerimaan panca inderanya serta alat penerima atau
reseptor organismanya yang lain. (Koentjaraningrat, 1986: 101-111)
Ø Perasaan
merupakan pengalaman subjektif secara sadar mengenai emosi.Unsur perasaan
muncul karena dipengaruhi oleh pengetahuan manusia, maka kesadaran manusia yang
tidak ditimbulkan oleh pengaruh pengetahuan manusia melainkan karena sudah
terkandung dalam organismanya disebut sebagai naluri.
Ø Naluri
merupakan suatu pola perilaku dan reaksi terhadap suatu rangsangan tertentu
yang tidak dipelajari tapi telah ada sejak kelahiran suatu makhluk hidup dan
diperoleh secara turun-temurun. Dalam psikoanalisis, naluri dianggap sebagai
tenaga psikis bawah sadar yang dibagi atas naluri kehidupan (eros) dan
naluri kematian (thanos). Sehubungan dengan naluri tersebut, kemauan
yang sudah merupakan naluri pada tiap manusia disebut sebagai “dorongan”
(drive), maka disebut juga sebagai dorongan naluri. Macam-macm dorongan naluri
manusia , antara lain adalah:
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup;
2. Dorongan sex;
3. Dorongan untuk usaha mancari makan;
4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengn sesama manusia;
5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya;
6. Dorongan untuk berbakti;
7. Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, atau gerak. (Koentjaraningrat, 1986: 109-111)
2. Dorongan sex;
3. Dorongan untuk usaha mancari makan;
4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengn sesama manusia;
5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya;
6. Dorongan untuk berbakti;
7. Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, atau gerak. (Koentjaraningrat, 1986: 109-111)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
manusia adalah makhluk yang memiliki ciri tertentu dan memiliki tingkat intelektual yang tinggi
dan membutuhakan orang lain atau makhluk sosial .
Manusia dan
kebudayaan adalah
sebuah ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan.Manusia sebagai makhluk
Tuhan yang paling sempurna merupakan makhluk bebudaya ,makhluk yang memiliki
akal budi yang digunakan untuk berfikir dan menciptakan sesuatu lewat
tindakannya. Manusia dapat menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan
melestarikannya secara turun menurun. Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh
dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui
sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya.
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti
cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan
kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah. Budaya atau
kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam
bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera
berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani).
Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala
daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Berbudaya, selain didasarkan pada etika juga
mengandung estetika di dalamnya. Etika disini menyangkut analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Sedangkan
estetika menyangkut pembahasan keindahan, yaitu bagaimana sesuatu bisa
terbentuk dan bagaimana seseorang bisa merayakannya.
Dapat disimpulkan bahwa budaya adalah bagian yang tak
akan pernah terpisahkan dari manusia karena tabiat manusia sendiri adalah
berbudaya. Karena manusia secara bahasa berasal dari kata manu yang memiiki
arti berfikir,akal budi dan budaya berarti akal .Bila digabungkan akan didapat
dua kata kunci yaitu akal dan budi.Hal
ini menenjukan keterkaitan antara keduanya.
2.Etika dan estetika berbudaya
Etika berasal dari bahasa
Yunani, ethos.
Ada 3 jenis makna etika menurut Bertens :
- Etika dlam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
- Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral ( kode etik)
- Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk ( filsafat moral)
Kebudyaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Manusia beretika, akan
menghasilkan budaya yang beretika.
Etika
berbudaya mengandung tuntutan bahwa budaya yang diciptakan harus mengandung
niali-nilai etik yang bersifat universal.Meskipun demikian suatu budaya yang dihasilkan
memenuhi nilai-nilai etik atau tidak bergantung dari paham atau ideologi yang
diyakini oleh masyarakat.
·
Estetika berbudaya
Estetika dapat diartikan sebagi segala sesuatu tentang keindahan atau seni,
Estetika berkaitan dengan sesuatu yang dinilai indah.Makna
keindahan secara luas adalah keindahan mengandung ide kebaikan .Keindahan dalam arti secara sempit, yaitu indah dalam lingkup persepsi penglihatan (bentuk dan
warna) .Keindahan
dalam arti secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik sesorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui indera.
Estetika berifat
subyektif,sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting adalah menghargai
keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.
3. Problematika Kebudayaan
•
Kebudayaan mengalami perubahan seiring
dengan perubahan pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan,
•
Dinamika Kebudayaan berupa :
•
Proses
pewarisan budaya dari generasi ke generasi berikutnya merupakan sifat dari
budaya sebagai milik bersama seluruh masyarakat pendukungnya. Dalam prosesnya,
pewarisan budaya tersebut dapat berlangsung secara enkulturasi maupun
sosialisasi.
Enkulturasi
•
Menurut kontjaningrat, enkulturasi yaitu proses pembudayaan yakni seseorang
individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya terhadap
adat-istiadat, sistem norma dan peraturan-peraturan yang hidup dalam
kebudayaannya. Dengan kata lain, enkulturasi adalah pewarisan budaya dengan
cara unsur-unsur budaya itu dibudayakan
kepada individu-individu warga masayarakat pendukung kebudayaan tersebut.
Misalnya pembudayaan adat-istiadat leluhurnya, pembudayaan nilai-nilai moral
Pancasila melalui penataran, pembudayaan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
proses belajar mengajar dipersekolahan.
•
Sejak kecil proses enkulturasi itu telah dimulai. Seringkali individu
belajar budaya itu dengan cara meniru berbagai pola tindakan (sikap dan
prilaku) orang-orang yang berada di sekitarnya. Dari hasil belajar tersebut
berbagai nilai dan norma-norma sosial budaya kemudian diterapkan dalam
kepribadiannya, sehingga terbentuk menjadi sikap dan prilakunya dalam kehidupan
sehari-hari.
•
Bahkan dalam masyarakat modern, proses enkulturasi ini merupakan prose
pewarisan budaya yang dilakukan secara formal melalui lembaga-lembaga
pendidikan. Baik negeri maupun swasta merupakan lembaga enkulturasi
(pembudayaan) unsur-unsur budaya kepada generasi muda. Dengan proses belajar
mengajar di persekolahan maka proses pembudayaan berbagai unsur budaya termasuk
di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi akan lebih efektif dan produktif
kepada generasi muda pendukung
kebudayaan.
Sosialisai
•
Dalam proses sosialisasi, individu dari masa kanak-kanak hingga masa tuanya
belajar terhadap nilai-nilai, norma-norma dan pola tindakan orang lain atau
masyarakat dalam berinteraksi sosial dengan segala macam individu di sekitarnya
yang memiliki beraneka macam status, peran dan pranata sosial yang ada di dalam
kehidupan di masyarakatnya, misalnya seorang anak telah diajari cara bersikap
dan sopan santun, berbicara yang sopan dan baik, berlaku jujur,
adil,berpakaian, cara makan dan minum sesuai dengan adat istiadat dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan meniru dan mempelajari
berbagai pola-pola sikap dan prilaku orang lain disekitarnya, maka individu
tadi berusaha meniru kemudian terbentuk dalam kepribadiannya. Demikian pula
terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakatnya
yang setiap hari dipelajari dan ditemukannya maka lama-kelamaan mempengaruhi
sikap dan prilakunya.
Pewarisan kebudayaan yang merupakan Proses
pemindahan, penerusan, pemilikandan pemakaian kebudyaan dari generasi ke
generasi secara berkesinambungan
Pewarisan kebudayaan dapat melalui
enkulturasi (Pembudayaan) artinya Proses
mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan sistem norma,
adat dan peraturan hidup dalam kebudyaan
Yang kedua melalui Sosialisasi
(Proses pemasyarakatan) Individu menyesuaikan diri dengan individu lain dalam
masyarakat.
Masalah dalam Pewarisan
Kebudayaan yaitu Sesuai/tidaknya
budaya warisan dengan dinamika masyarakat saat sekarang,Penolakan
generasi penerima terhadap warisan budaya dan Munculnya budaya baru yang
tidak sesuai dengan budaya warisan.
Perubahan kebudayaan Perubahan
yang terjadi sebagai akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur budaya
yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan dimana fungsinya tidak sesuai
dengan bagi kehidupan. Contoh : pembangunan , modernisasi
Masalah yang muncul :
Perubahan sosial atau perubahan sosial
budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam
suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi
sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Definisi lain dari perubahan sosial
adalah segala perubahan yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut
adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia dimana
perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya. Perubahan sosial terjadi
karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan
masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur geografis, biologis, ekonomis
dan kebudayaan.
Apabila diperhatikan dengan seksama,
setiap individu dan lingkungan tempat tinggalnya, termasuk masyarakatnya,
pastilah mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi di masyarakat itu disebut
perubahan sosial. Perubahan tersebut meliputi norma sosial, interaksi sosial,
pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan masyarakat
serta susunan kekuasaan dan wewenang.
Perubahan sosial tidak terlepas dari perubahan
kebudayaan. Kecenderungan masyarakat untuk berubah dipengaruhi faktor :
- Rasa tidak puas terhadap keadaan yang ada
- Timbul kesadaran memperbaiki kekurangan yang ada
- Kebutuhan kehidupan masyarakat semakin komplek
- Menyesuaikan diri dengan situasi baru
- Sikap terbuka terhadap unsur dari luar
Walaupun demikian ada beberapa hal dalam
masyarakat yang tetap bertahan, umumnya berhubungan dengan faktor :
- Agama dan religi yang dianut masyarakat
- Sudah terinternalisasi karena sosialisasi sejak kecil
Perubahan
sosial budaya yang terjadi di masyarakat bisa bersifat progress, bisa pula
bersifat regress.
a) Perubahan bersifat regress (kemunduran)
b) Perubahan melalui revolusi
Penyebaran Kebudayaan (difusi) Proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan
dari suatu kelompok ke kelompok lain. Globalisasi : Penyebaran budaya secara
meluas.
Arnold J. Toynbee, dalam
Penyebaran budaya dalil tentang radiasi Budaya sebagai berikut :
- Aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan individual.
- Kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilainya, makin tinggi aspek budaya, makin sulit diterima.
- Jika satu unsur budaya masuk, maka akan menarik unsur budaya lain.
- Unsur budaya yg masuk bisa berbahaya bagi masyarakat yang menerima budaya tersebut.
Masalah dalam difusi : Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses
menyebarnya unsure-unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau
suatu masyarakat ke masyarakat lain. Kebudayaan kelompok masyarakat di suatu
wilayah bias menyebar ke masyarakat wilayah lain. Misalnya, kebudayaan dari
masyarakat Barat (Negara-negara Eropa) masuk dan mempengaruhi kebudayaan Timur
(bangsa Asia dan Afrika). Globalisasi budaya bisa dikatakan pula sebagai
penyebaran suatu kebudayaan secara meluas.
Dalam hal penyebaran kebudayaan, seorang sejarawan Arnold J. Toynbee merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut. Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan individual. Kebudayaan Barat yang masuk ke dunia Timur pada abad ke- 19 tidak masuk secara keseluruhan. Dunia timur tidak mengambil budaya Barat secara keseluruhan, tetapi unsur tertentu, yaitu teknologi. Teknologi merupakan unsur yang paling mudah diserap. Industrialisasi di Negara-negara Timur merupakan pengaruh dari kebudayaan Barat.
Dalam hal penyebaran kebudayaan, seorang sejarawan Arnold J. Toynbee merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut. Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan individual. Kebudayaan Barat yang masuk ke dunia Timur pada abad ke- 19 tidak masuk secara keseluruhan. Dunia timur tidak mengambil budaya Barat secara keseluruhan, tetapi unsur tertentu, yaitu teknologi. Teknologi merupakan unsur yang paling mudah diserap. Industrialisasi di Negara-negara Timur merupakan pengaruh dari kebudayaan Barat.
Kedua, kekuatan menembus suatu
budaya berbanding terbalik dengan nilainya. Makin tinggi dan dalam aspek
budaya, makin sulit untuk diterima. Contoh religi adalah lapis dalam dari
budaya. Religi orang barat (Kristen) sulit diterima oleh orang Timur disbanding
teknologinya. Alasannya, religi merupakan lapisan budaya yang paling dalam dan
tinggi, sedangkan teknologi merupakan lapis luar dari budaya seperti rasa
kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia.
Pada
dasarnya, difusi merupakan bentuk kontak antarkebudayaan. Selain difusi, kontak
kebudayaan dapat pula berupa akulturasi dari asimilasi. Akulturasi berarti
pertemuan antara dua kebudayaan atau lebih yang berbeda. Akulturasi merupakan
kontak antar kebudayaan, namun masing-masing masih memperlihatkan unsur-unsur
budayanya. Asimilasi berarti peleburan antarkebudayaan yang bertemu. Asimilasi
terjadi karena proses yang berlangsung lama dan intensif antara mereka yang
berlainan latar belakang ras, suku, bangsa, dan kebudayaan. Pada umumnya,
asimilasi menghasilkan kebudayaan baru.
Ketiga, jika
satu unsur budaya masuk maka akan menarik unsur budaya lain. Unsur teknologi
asing yang diadopsi akan membawa masuk pula
nilai budaya asing melalui orang-orang asing yang bekerja di industry teknologi
tersebut.Hilangnya nilai-nilai budaya local sebagai akibat masuknya budaya asing.
Kebudayaan sangat erat hubungannya
dengan masyarakat. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Kebudayaan Barat sudah mendominanisasi segala
aspek. Segala hal selalu mengacu kepada Barat. Peradaban Barat telah menguasai
dunia. Banyak perubahan-perubahan peradaban yang terjadi di penjuru dunia ini.
Kebudayan Barat hanya sebagai petaka buruk bagi Timur. Timur yang selalu
berperadaban mulia, sedikit demi sedikit mulai mengikuti kebudayaan Barat.
Masuknya budaya Barat ke Indonesia disebabkan
salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni Indonesia.
Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang
kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat
luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing
tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya(culture shock), yaitu suatu
keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh kebudayaan
yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan
masyarakat yang bersangkutan. Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di
lakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam
dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan
nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan
budaya.
Secara timbal balik, tiap peradaban akan berpengaruh
satu sama lain. Hukum sosial berlaku bagi semua peradaban. Peradaban yang maju,
pada suatu masa, cenderung memiliki perngaruh yang luas bagi
peradaban-peradaban lain yang berkembang belakangan.
Perkembangan terknologi, terutama masuknya
kebudayaan asing (barat) tanpa disadari telah menghancurkan kebudayaan lokal.
Minimnya pengetahuan menjadi pemicu alkulturasi kebudayaan yang melahirkan
jenis kebudayaan baru. Masuknya kebudayaan tersebut tanpa disaring oleh
masyarakat dan diterima secara mentah. Akibatnya kebudayaan asli masyarakat
mengalami degradasi yang sangat luar biasa.
Budaya asing yang masuk keindonesia
menyebabkan multi efek. Budaya Indonesia perlahan-lahan semakin
punah. Berbagai iklan yang mengantarkan kita untuk hidup gaul dalam konteks
modern dan tidak tradisional sehingga memunculkan banyaknya kepentingan para
individu yang mengharuskan berada diatas kepentingan orang lain. Akibatnya
terjadi sifat individualisme semakin berpeluang untuk menjadi budaya
kesehariannya. Ini semua sebenarnya terhantui akan praktik budaya yang sifatnya
hanya memuaskan kehidupan semata. Sebuah kebobrokan ketika bangsa Indonesia
telah pudar dalam bingkai kenafsuan belaka berprilaku yang sebenarnya tidak
mendapatkan manfaat sama sekali jika dipandang dari sudut keislaman. Artinya
dizaman Edan sekarang ini manusia hidup dalam tingkat Hidonisme yang sangat
tinggi berpikir dalam jangka pendek hanya mencari kepuasaan belaka dimana
kepuasaan tersebut yang menyesatkan umat islam untuk berprilaku. Salah satu
contoh Serdehana sesuai dengan kenyataan, Dari cara berpakaian banyak remaja-
remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat.
Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh
yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas
tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat
beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan
cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya
bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Jika pengaruh di atas dibiarkan, apa jadinya Moral generasi bangsa kita, timbul
tindakan anarkis antara golongan muda. dengan adanya budaya barat atau budaya
asing di Indonesia, dapat membawa dampak bagi Indonesia. Dampak masuknya budaya
asing antara lain. terjadi perubahan kebudayaan, pembauran kebudayaan,
modernisasi, keguncangan budaya, melemahnya nilai-nilai budaya bangsa. Dampak
tersebut membawa pengaruh besar bagi Indonesia, baik dari segi postif, maupun
negatif. Indonesia, masih terlalu lemah dalam menyaring budaya yang baik di
ambil dengan yang tidak, “maka kita semua sebagai warga Indonesia wajib
membanggakan apa saja yang sudah menjadi budaya kita sendiri”, jangan sampai
melupakan budaya lama dengan sudah menemukan budaya baru.
Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya
merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian
bangsa namun kita harus tetap menjaga agar budaya kita tidak luntur.
Langkah-langkah untuk mengantisipasinya adalah antara lain dengan cara,
Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk
dalam negeri, Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik-
baiknya, Melaksanakan ajaran Agama dengan sebaik- baiknya dan Selektif terhadap
pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya
bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian
maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun
demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan
kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara
lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negaranya.
·
Selain masalah difusi,terdapat :
- Asimilasi : Peleburan antar kebudayaan yang bertemu, berlangsung lama dan intensif.
- Akulturasi: kontak antar kebudayaan namun masing-masing masih menunjukkan unsur-unsur budayanya.
Kebudayaan merupakan warisan dari nenek moyang kita
dan harus di lestarikan agar tidak punah karena sebagai warga ynag memiliki
kebudayaan yang beragam dari seluruh pelosok daerah merupakan satu kesatuan
yang menjadi ciri khas bangsa indonesia,maka segala problematika kebudayaan
harus diatasi.
Problematika kebudayaan sangat berbahaya jika dibiarkan, karena kebudayaan
merupkan jati diri bangsa, bila itu hilang maka dengan sangat mudah bangsa itu
akan hancur dan dijajah oleh bangsa lain. Oleh sebab itu bagaimanapun juga
caranya kita harus mempertahankan identitas bangsa kita yaitu kebudayaan.
Mulailah dengan mencintai kebudayaan daerah.
Kebudayaan
produk manusia
Budaya
tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan
segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan
dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan
secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga
memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.
Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan
kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan
adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan.
Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia
dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup
manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.
Kebudayaan
mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :
1. Suatu
hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
2. Wadah
untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai
pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda
manusia dan binatang
5.
Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku
didalam pergaulan.
6. Pengatur
agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan
menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai
modal dasar pembangunan.
http://14april92.blogspot.com/2012/01/pola-pola-pewarisan-budaya-dalam.html
http://erikson-lorenzo.blogspot.com/2011/03/ilmu-budaya-dasar-etika-dan-estetika.html