SENYUM RANI
Dengan wajah merengut Rani
bergegas pulang.Sambil kesal dengan tas di punggungnya Rani melangkahkan kaki
keluar kelas menuju gerbang sekolah.”Hai Ran!”Bareng aku ya pulangnya!”Sapa
tina dari kejauhan.
Sepatah kata pun tak keluar dari bibirnya.Sikap Rni yang
demikian membuat Tina jadi penasaran.Setengah lari Tina menghampiri Rani.”Rani
kenapa lari?”
“Gak biasanya kamu begini.”
”Ada apa kalau boloh tau?”
“Sebel...sebel..sebeeeel....”,ujar Rani. ”Kamu sebel
kenapa?”,jawab Tina.
“Ada apa dengan orang rumah,ran?”,jawab dong.”Kok dari tadi
kamu gak mau cerita sama aku”.”Apa salahku sama kamu Ran?”,sambung Tina.
Tina bertambah bingung dengan sikap Rani yang demikian.Rani
memberhentikan mobil angkot yang berhenti di depan sekolah.Rani dan Tina naik
mobil itu menuju rumah mereka
.”Kenapa sih punya orangtua nyebelin banget,gak mau ngertiin
aku.”,jawab Rani putus.
“Ooh..kamu lagi kesel sama mama,papamu ya Ran?” “Ngertilah
aku sekarang.” “Mungkin mama papamu sibuk kerja tuh untuk membahagiakan
kamu karena kamu anak satu-satunya maka mereka banting tulang bekerja keras
untuk memenuhi semua kebutuhan kamu.”,jelas Tina.
“Siapa lagi yang minta tuk dibelikan semua ini ,aku gak pernah
tuj minta dibelikan ini itu atau semua
yang ada dirumah.”
“Aku Cuma mau mama papaku sekali-sekali ada bersamaku saat aku
ingin bercanda,ngobrol,cerita,nonton,jalan-jalan atau belajar bersama mereka
tapi apa arti semua pemberian mereka ini.”” Mobil,mainan,boneka kalau gak bisa
menghilangkan rasa sepi dan rinduku pada mereka.”,terang Rani.
“Kamu mah enak Tin punya orang tua selalu ada di rumah,kamu
pasti bahagia benar memiliki ayah dan ibu sedangkan aku Cuma bertemankan Bi
Sopi yang sudah tua dan lelah menemaniku,dari kecil aku gak pernah bisa ketawa
bahagia bersama mereka,aku hanya bisa bercanda dengan Bi Sopi ,nonton tv
ditemani Bi Sopi ,tertambah kalau aku sakit Bi Sopi yamg panggilkan dokter
untukku.”
“Padahal kemarin mama sudah janji sama aku tuk berlibur ke
Pangandaran besok minggu,tapi barusan mama telepon aku kalau mama membatalkan
rencana itu.”
“mama bilang sama aku kalau mama ada meeting mendadak,ada
urusan perusahaan yang gak bisa di tinggal,kesel aku tin.”
“Bayangkan aja tadinya
aku sudah siapkan pakaianku sendiri untuk liburan besok,tapi semua bohong,tapi
semua cuma harapan dan impian,mama Cuma sayang sama perusahaan begitu juga papa
yang selalu memonopoli waktu tuk perusahaan.”
“Aku ini sebenarnya siapa sih,tin?””Apa aku ini bukan anak
mereka ya?”
”Kenapa juga kehadiran aku ke dunia seperti tidak mereka
harapkan,semua aku rasakan sejak aku sudah duduk di bangku SMP ini.”
“Mama papa gak pernah kangen aku ,mereka hanya kangen dan
rindu akan perusahaan,entah mau sampai kapan aku sperti ini,tin?” ,ujar Rani
terus.
“Ya,bersabar ajalah kamu,ran paling tidak bnyaklah kamu
berharap kebaikan untuk dirimu sendiri untuk masa depanmu dalam melangsungkan
kehidupanmu dimasa mendatang”,jawab Tina.
Hari berlalu
begitu cepat hingga akhirnya Rani lulus dari SMA.Dia melanjutkan sekolahnya ke
sebuah universitas yang ada di Jerman.Mama papa rani ingin anaknya melanjutkan
meneruskan cita-citanya untuk kemajuan perusahaan orangtuanya yang sudah lama
mereka rintis.Akhir semester Rani kembali ke tanah air ,dia rindu bertemu mama
dan papanya tapi apalah hendak dikata.Semua hanya kesedihan belaka.Sudah lama
Rani ingin pulang ke tanah Air ,dia sudah membayangkan akan jumpa dengan kedua
orangtuanya.Dia berharap untuk cepat sampai ke tanah air.
Seperjalanan
pulang selama dalam pesawat itu rani duduk gelisah tak menentu.Jantung seakan
berdegup kencang hingga rani mersakan dihatinya
ada ganjalan yang membuat Rani berperasaan tak enak.Rani begitu kaget
ketika turun dari pesawat ,dia memerima kabar dari pembnatunya Bi Sopi kalau
kedua orangtuanya telah meninggal karena kecelakaan.Rani langsung menjerit dan
bergegas pulang Sampai dirumah Rni hanya melihat kedua orang tuanya sudah
tertidur untuk selamanya.
Betapa hancur
,sedih,dan menyakitkan seakan dada penuh sesak hingga Rani pun pingsan tak
sadarkan diri.Tina sahabat lamanya menghampiiri Rani yang pingsan.Ditemaninya
Rani dengan Tina di kamarnya.Tina berharap pada Rani untuk menerima kenyataan
takdir yang sedang menimpanya.Rani menarik nafas dalam-dalam sambil berkata
“mama..papa..ini aku Rani yang baru pulang kembali untuk kalian..” “Rani sudah
selesai meneruskan sekolah Rani .” “Rani tidak ingin mengecewakan mama papa
meskipun mama papa sudah tak ada.” “Rani ingin mama papa bahagia di alam sana.”
“Rani ingin mama papa bahagia di akhirat.” “Rani mau mama papa
bangga walau hanya alam yang membedakan kita tuk bersatu.”
“Ma.......pa.... ini aku....Rani pulang tuk tunjukan kalau
Rani mampu seperti mama dan papa..”,lirih Rani.
Dengan terus menangis dan meratap
di depan jenazah kedua orangtuanya,Rani mengungkapkan semua persaan dan
kerinduannya sekaligus mengekspresikan jiwanya dengan kata-kata ptuh sebagai
anak yang sholehah.Tina terus mendampingi dan memberi semangat pada Rani tuk
tetap tegar dan sabar atas semua cobaan yang menimpa dirinya.
Selang
beberapa hari sepeninggal orangtuanya,Rani terus bangkit tuk mengambil alih
pimpinan perusahaan yang dulu dipegang mama papanya.Rani meneruskan cita-cita
orangtuanya tuk memajukan perusahaan dengan bekal ilmu yang diperoleh selama ia
kuliah .Rani mampu memajukan perusahaan orangtuanya.Kini Rani dengan didampingi
Tina berhasil menjadi seorang pengusaha yamg handal.Seorang pengusaha muda yang
cantik,bersahaja,dan berjiwa pemimpin .Bekal ajar yang ditanam dulu oleh kedua
orangtuanya kini diwujudkan Rani sebagai wanita yang mandiri dan berhasil
sebagai seorang pengusaha.