Rabu, 05 Desember 2012

tulisan



TERINGAT MASA LALU
Saat datang hujan aku mulai bergegas lari ketakutan.Teringat saat aku masih duduk dibangku SD kelas 4.Suara gemuruh hujan dan petir yang menggelegar membuat hati ciut ketakutan.Dengan menjerit histeris aku memanggil ibuku yang sedang menungguku di beranda rumah.
Ibu segera menghampiriku dan memelukku.Betapa takutnya aku saat itu.Ibuku menyelimuti tubuhku dengan handuk sambil berpesan supaya aku tidak pergi sendiri saat musim hujan.Memang saat itu aku sedikit keras kepala dan tidak mendengar pesan ibu untuk tidak pergi ke rumah teman saat hari mulai mendung.
Saat itu yang ada dipikiranku hanyalah kesenangan bila sedang belajar bersama sambil berbincang-bincang membicarakan seputar sekolah dan teman-teman lainnya.Ngobrol,bernyanyi,dan kadang berfoto-foto.
Betapa asyiknya bila sudah bertemu dengan teman-teman.Sambil bermain,tugas-tugas dari guru pun dapat terselesaikan dengan mudah.Disana banyak teman yang membantu dalam belajar,bila aku sedang kesulitan belajar.
Bersama teman-teman juga aku dapat bertukar pikiran dan berbagi ilmu sebatas kemampuan yang diperoleh dari guru-guruku disekolah.Senangnya hatiku bila sudah dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru-guruku.
Tapi sayang sekali sehabis belajar bersama teman-teman aku belum sempat bermain bersama mereka karena rasa takutku yang begitu dalam saat aku melihat langit mulai gelap,pertanda akan turun hujan,keadaan seperti itu yang membuatku segera bergegas untuk pulang.
Entah apa yang terjadi pada diriku bila aku tidak segera pulang saat itu karena angin yang begitu kencang dan hujan yang begitu keras memecah telingaku saat itu beberapa atap rumah rubuh,pepeohonan di sepanjang jalan rumahku rubuh yang memporak-porandakan jalan dan jembatan hingga ku melihat salah satu tetanggaku yang celaka karena dia sedang menyebrangi jembatan tersebut.
          Peristiwa tersebut masih  terekam dan teringat di pikiranku hingga aku sangat trauma bila hujan turun sangat deras.

Minggu, 02 Desember 2012

cerpen



SENYUM RANI

Dengan wajah merengut Rani bergegas pulang.Sambil kesal dengan tas di punggungnya Rani melangkahkan kaki keluar kelas menuju gerbang sekolah.”Hai Ran!”Bareng aku ya pulangnya!”Sapa tina dari kejauhan.
Sepatah kata pun tak keluar dari bibirnya.Sikap Rni yang demikian membuat Tina jadi penasaran.Setengah lari Tina menghampiri Rani.”Rani kenapa lari?”
“Gak biasanya kamu begini.”
”Ada apa kalau boloh tau?”
“Sebel...sebel..sebeeeel....”,ujar Rani. ”Kamu sebel kenapa?”,jawab Tina.
“Ada apa dengan orang rumah,ran?”,jawab dong.”Kok dari tadi kamu gak mau cerita sama aku”.”Apa salahku sama kamu Ran?”,sambung Tina.
Tina bertambah bingung dengan sikap Rani yang demikian.Rani memberhentikan mobil angkot yang berhenti di depan sekolah.Rani dan Tina naik mobil itu menuju rumah mereka
.”Kenapa sih punya orangtua nyebelin banget,gak mau ngertiin aku.”,jawab Rani putus.
“Ooh..kamu lagi kesel sama mama,papamu ya Ran?”  “Ngertilah  aku sekarang.” “Mungkin mama papamu sibuk kerja tuh untuk membahagiakan kamu  karena kamu anak satu-satunya  maka mereka banting tulang bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhan kamu.”,jelas Tina.
“Siapa lagi yang minta tuk dibelikan semua ini ,aku gak pernah tuj minta dibelikan ini  itu atau semua yang ada dirumah.”
“Aku Cuma mau mama papaku sekali-sekali ada bersamaku saat aku ingin bercanda,ngobrol,cerita,nonton,jalan-jalan atau belajar bersama mereka tapi apa arti semua pemberian mereka ini.”” Mobil,mainan,boneka kalau gak bisa menghilangkan rasa sepi dan rinduku pada mereka.”,terang Rani.
“Kamu mah enak Tin punya orang tua selalu ada di rumah,kamu pasti bahagia benar memiliki ayah dan ibu sedangkan aku Cuma bertemankan Bi Sopi yang sudah tua dan lelah menemaniku,dari kecil aku gak pernah bisa ketawa bahagia bersama mereka,aku hanya bisa bercanda dengan Bi Sopi ,nonton tv ditemani Bi Sopi ,tertambah kalau aku sakit Bi Sopi yamg panggilkan dokter untukku.”
“Padahal kemarin mama sudah janji sama aku tuk berlibur ke Pangandaran besok minggu,tapi barusan mama telepon aku kalau mama membatalkan rencana itu.”
“mama bilang sama aku kalau mama ada meeting mendadak,ada urusan perusahaan yang gak bisa di tinggal,kesel aku tin.”
 “Bayangkan aja tadinya aku sudah siapkan pakaianku sendiri untuk liburan besok,tapi semua bohong,tapi semua cuma harapan dan impian,mama Cuma sayang sama perusahaan begitu juga papa yang selalu memonopoli waktu tuk perusahaan.”
“Aku ini sebenarnya siapa sih,tin?””Apa aku ini bukan anak mereka ya?”
”Kenapa juga kehadiran aku ke dunia seperti tidak mereka harapkan,semua aku rasakan sejak aku sudah duduk di bangku SMP ini.”
“Mama papa gak pernah kangen aku ,mereka hanya kangen dan rindu akan perusahaan,entah mau sampai kapan aku sperti ini,tin?” ,ujar Rani terus.
“Ya,bersabar ajalah kamu,ran paling tidak bnyaklah kamu berharap kebaikan untuk dirimu sendiri untuk masa depanmu dalam melangsungkan kehidupanmu dimasa mendatang”,jawab Tina.
          Hari berlalu begitu cepat hingga akhirnya Rani lulus dari SMA.Dia melanjutkan sekolahnya ke sebuah universitas yang ada di Jerman.Mama papa rani ingin anaknya melanjutkan meneruskan cita-citanya untuk kemajuan perusahaan orangtuanya yang sudah lama mereka rintis.Akhir semester Rani kembali ke tanah air ,dia rindu bertemu mama dan papanya tapi apalah hendak dikata.Semua hanya kesedihan belaka.Sudah lama Rani ingin pulang ke tanah Air ,dia sudah membayangkan akan jumpa dengan kedua orangtuanya.Dia berharap untuk cepat sampai ke tanah air.
          Seperjalanan pulang selama dalam pesawat itu rani duduk gelisah tak menentu.Jantung seakan berdegup kencang hingga rani mersakan dihatinya  ada ganjalan yang membuat Rani berperasaan tak enak.Rani begitu kaget ketika turun dari pesawat ,dia memerima kabar dari pembnatunya Bi Sopi kalau kedua orangtuanya telah meninggal karena kecelakaan.Rani langsung menjerit dan bergegas pulang Sampai dirumah Rni hanya melihat kedua orang tuanya sudah tertidur untuk selamanya.
          Betapa hancur ,sedih,dan menyakitkan seakan dada penuh sesak hingga Rani pun pingsan tak sadarkan diri.Tina sahabat lamanya menghampiiri Rani yang pingsan.Ditemaninya Rani dengan Tina di kamarnya.Tina berharap pada Rani untuk menerima kenyataan takdir yang sedang menimpanya.Rani menarik nafas dalam-dalam sambil berkata “mama..papa..ini aku Rani yang baru pulang kembali untuk kalian..” “Rani sudah selesai meneruskan sekolah Rani .” “Rani tidak ingin mengecewakan mama papa meskipun mama papa sudah tak ada.” “Rani ingin mama papa bahagia di alam sana.”
“Rani ingin mama papa bahagia di akhirat.” “Rani mau mama papa bangga walau hanya alam yang membedakan kita tuk bersatu.”
“Ma.......pa.... ini aku....Rani pulang tuk tunjukan kalau Rani mampu seperti mama dan papa..”,lirih Rani.
Dengan terus menangis dan meratap di depan jenazah kedua orangtuanya,Rani mengungkapkan semua persaan dan kerinduannya sekaligus mengekspresikan jiwanya dengan kata-kata ptuh sebagai anak yang sholehah.Tina terus mendampingi dan memberi semangat pada Rani tuk tetap tegar dan sabar atas semua cobaan yang menimpa dirinya.
          Selang beberapa hari sepeninggal orangtuanya,Rani terus bangkit tuk mengambil alih pimpinan perusahaan yang dulu dipegang mama papanya.Rani meneruskan cita-cita orangtuanya tuk memajukan perusahaan dengan bekal ilmu yang diperoleh selama ia kuliah .Rani mampu memajukan perusahaan orangtuanya.Kini Rani dengan didampingi Tina berhasil menjadi seorang pengusaha yamg handal.Seorang pengusaha muda yang cantik,bersahaja,dan berjiwa pemimpin .Bekal ajar yang ditanam dulu oleh kedua orangtuanya kini diwujudkan Rani sebagai wanita yang mandiri dan berhasil sebagai seorang pengusaha.